Bambu adalah material yang sangat ideal untuk tanggap bencana di Indonesia karena sifatnya yang ringan, kuat, dan mudah didapatkan. Dalam situasi darurat, kecepatan dan efisiensi sangat penting, dan bambu dapat diolah dan dirakit dengan cepat untuk membangun tempat penampungan sementara atau infrastruktur darurat lainnya. Bambu juga ramah lingkungan dan berkelanjutan, mengingat pertumbuhannya yang cepat dan kemampuannya untuk tumbuh kembali setelah dipanen. Selain itu, bambu memiliki kemampuan alami untuk menahan gempa, yang sangat relevan di negara seperti Indonesia yang rawan terhadap gempa bumi dan bencana alam lainnya. Dengan ketersediaannya yang melimpah di berbagai daerah di Indonesia, bambu menjadi solusi praktis dan ekonomis dalam upaya tanggap bencana, sekaligus mendukung pemberdayaan masyarakat lokal melalui pemanfaatan sumber daya alam setempat.
Gustav Anandhita, ST., MT, Dosen Fakultas Arsitektur dan Desain akan membahas tuntas tentang topik tersebut dalam acara Kentongan Hari Kamis, 8 Agustus 2024 pukul 16.30- 17.00 WIB di Frekuensi AM.801 KHz dan FM.89 MHz di radio RRI.
